Tour Literasi Pagelaran Membara 2018

Tour Literasi Pagelaran Membara 2018

Tour Literasi Pagelaran Membara 2018

Oleh: Girinjani Saputri Alkindy
Tour literasi Pagelaran Membara 2018 merupakan program yang telah diagendakan oleh mata pelajaran Literasi di SMP Kakice. Tour literasi kali ini memilih Kebun Baca Saréréa (KBS) Desa Pangadegan Hilir Kecamatan Pagelaran, Cianjur Selatan, Jawa Barat. Kegiatan kali ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 Februari sampai dengan Minggu, 04 Februari 2018.
Saya berangkat pukul 06.30 WIB bersama Ilmi, Argi, dan dua orang pembimbing saya, Pak Eddi Koben dan Abah Rian. Di perjalanan, kami saling bercengkrama sambil menikmati makanan ringan yang kami bawa dari sekolah.Sebelumnya, kami telah sarapan dengan nasi goreng buatan saya yang dinilai enak oleh kedua kawan saya.
Dari sekolah Kakice yang terletak di Cihanjuang, kami melewati jalur Cimahi, Padalarang, Citatah, Cipatat, Ciranjang, lalu Cianjur kota. Wilayah yang paling menarik yang kami lalui, yaitu wilayah Citatah. Wilayah itu memiliki pemandangan yang unik. Jalannya berkelak-kelok menurun, di sisi kanan dan kirinya terdapat bentangan gunung kapur. Konon, tempat ini dulunya merupakan sisa-sisa danau purba Bandung yang sudah mengering sejak jutaan tahun yang lalu.
Sesampainya di Pasir Hayam, kami memutuskan untuk beristirahat di pom bensin sambil diselingi dengan shalat Duha di mushola yang berukuran tidak besar, yang terletak di pom bensin itu. Seusai shalat, kami bersantai sejenak sambil mendengarkan kawan kami yang membacakan Asmaul Husna yang nyaris tidak berujung. Siapa lagi kalau bukan Argi.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Terminal Pasir Hayam untuk menemui Pak Ujianto Sadewa yang akan ikut serta dalam mengisi materi di Kebun Baca Saréréa. Setelah bertemu, kami pun melanjutkan perjalanan. Kali ini, perjalanannya berbeda dengan yang sebelumnya karena kali ini kami melewati perkebunan teh yang berbukit-bukit. Nama perkebunan teh itu adalah Perkebunan Teh Sukanagara. Kami berhenti di sana, bukan sekadar ingin menikmati pemandangan, tetapi kawan kami, Argi, ingin buang air besar. Sambil menunggu, saya melakukan sedikit reportase tentang kondisi di sekitar untuk tugas mata pelajaran Literasi. Sesekali terdengar alunan gitar yang dimainkan oleh Pak Uji. Sesekali pula terasa hembusan angin yang sangat menyegarkan di siang itu.
Setelah urusan Argi beres, kami melanjutkan perjalanan sambil memutar lagu-lagu dari flashdisk Pak Eddi Koben yang sudah kami tamatkan berkali-kali. Pemandangan di sekitar sini tidak kalah indah dari sebelumnya. Jarak kami menuju KBS sudah tidak jauh lagi.
Kami pun memasuki sebuah pedesaan yang bernama desa Pagelaran tempat KBS berada. Kami memarkirkan mobil di depan rumah ibunda Kang Usep Hamzah, pemilik KBS. Kabarnya, Kang Usep ini bekerja pada salah satu restoran di Swiss. Kami pun disambut dengan sangat ramah oleh ibunya Kang Usep. Setelah itu, kami menurunkan barang-barang dan langsung menuju KBS yang jaraknya tidak jauh dari rumah ibunya kang Usep. KBS berupa perpustakaan mini yang berukuran kurang lebih 6×6 m2 dengan halaman seluas 9×9 m2. Di sekeliling perpustakaan itu ditumbuhi tanaman obat dan tanaman hias untuk memperindah halaman tersebut. Di dindingnya terdapat puisi-puisi hasil karya anak-anak KBS juga karya beberapa relawan yang pernah mengisi acara pada tahun-tahun sebelumnya.
Saya mendapat kabar bahwa anak-anak KBS sudah menerbitkan sebuah buku kumpulan puisi dan prosa yang berjudul “Hikayat Sebatang Pensil”. Buku itu merupakan hasil latihan anak-anak KBS. Setiap minggu mereka berkumpul di KBS untuk melakukan reading group dan latihan menulis di bawah bimbingan seorang relawan, Kak Desy Novianti.
Aktivitas KBS

Tour Literasi Pagelaran Membara 2018
Tour Literasi Pagelaran Membara 2018

Kegiatan hari pertama di KBS adalah peluncuran buku karya anak-anak KBS. Pak Eddi dan Pak Andre memandu acara peluncuran itu. Di halaman KBS, anak-anak membacakan karya mereka. Selain itu, dilakukan pula penyerahan secara simbolis cover buku “Hikayat Sebatang Pensil” yang dicetak diatas kanvas berukuran 80 X 100 cm dari Pak Andre selaku penyunting sekaligus penerbit buku kepada Kang Usep selaku pimpinan KBS. Acara pembacaan itu dilanjutkan di halaman sebuah warung agar warga seluruh desa mengetahui bahwa anak-anak KBS sudah mampu membuat karya berupa buku. Setelah itu, anak-anak kembali ke KBS sedangkan saya dan Ilmi ke rumah ibunya kang Usep untuk istirahat.
Pada malam harinya, setelah sembahyang Isya, kami kembali ke KBS untuk mengikuti acara bincang santai bersama para pengisi acara Pagelaran Membara 2018. Mereka berbincang seputar buku, sastra, politik, dll. sambil menikmati kudapan yang tersedia. Sementara saya sendiri menikmati pemandangan malam di halaman KBS. Langit malam itu cukup cerah. Bintang-bintang tampak berkelap-kelip menghiasi langit desa Pagelaran.
Keesokan harinya, saya jalan pagi mengelilingi desa bersama Ilmi dan Abah Rian. Matahari belum naik dengan sepenuhnya, sesekali terdengar suara ayam jantan berkokok. Kami mulai berlari-lari kecil dengan riang gembira. Setelah matahari naik sepenggalah tanah, kami memutuskan untuk sarapan bubur ayam sambil bincang-bincang. Setelah itu, kami kembali barjalan-jalan. Di tengah perjalanan, kami melihat sebuah sungai yang sangat indah. Akhirnya, kami memutuskan untuk menghampiri sungai tersebut dan melewati sebuah jembatan gantung yang cukup panjang. Banyak batu besar yang terhantam oleh aliran air sungai yang tidak deras itu. Suasananya sangat tenang hingga membuat kami merasa betah berada di sana. Ada insiden yang tidak menyenangkan bagi saya karena saya terperosok ke sebuah lubang dekat sungai. Setelah puas berjalan-jalan dan menikmati keindahan sungai, kami kembali ke KBS untuk mengikuti acara di hari kedua bersama anak-anak KBS.
Kegiatan pada hari kedua lebih banyak lagi. Saya melihat anak-anak KBS sudah berkumpul di halaman KBS mengenakan kaus seragam berwarna jingga bertuliskan Kebun Baca Sarerea. Mereka bersiap mengikuti kegiatan reading group bersama Kak Desi. Usai reading group mereka menyimak motivasi yang disampaikan oleh Pak Andre karena kebetulan buku yang dijadikan reading group kali itu adalah bukunya Pak Andre, yaitu Jelajah Kampung.
Puas mendengar motivasi dari Pak Andre, mereka langsung bersiap mengikuti acara berikutnya, yaitu Jemuran Puisi yang dipandu oleh Pak Ujianto Sadewa. Acara ini sangat seru, di halaman KBS jadi banyak puisi yang dijemur di seutas tali, mirip pakaian yang sedang dijemur. Wah, kreatif juga Pak Uji ini.
Tour Literasi Pagelaran Membara 2018
Tour Literasi Pagelaran Membara 2018 – 1

Anak-anak KBS sepertinya masih bersemangat, usai menjemur puisi mereka langsung berkumpul di lapangan rumput yang tak jauh dari halaman KBS untuk mengikuti pelatihan membuat wayang singkong bersama Kak Galang dan Kak Aslam, seniman asal Sukabumi. Wayang singkong memang wayang yang dibuat dengan bahan dasar daun singkong. Kawan kami, Argi, ikut belajar membuat wayang singkong. Tampaknya dia merasa kesulitan, maklum seumur hidupnya hampir tak pernah menyentuh mainan wayang.
Tak terasa, hari beranjak siang. Anak-anak masuk ke dalam perpustakaan untuk mengikuti latihan menulis cerpen bersama Pak Yusri Fajar, seorang sastrawan asal Malang yang juga dosen di sebuah universitas di Malang. Wah, keren sekali, anak-anak KBS diajari langsung oleh pakarnya. Pak Yusri ini sudah menghasilkan beberapa buku kumpulan cerpen. Karya-karyanya sering muncul di koran nasional.
Menjelang Zuhur acara selesai. Abah Rian menutup acara dengan doa agar anak-anak KBS diberikan kesehatan dan kekuatan serta kreativitas untuk memberikan perubahan di desanya. Usai salat Zuhur, kami makan di rumah ibunda Kang Usep. Setelah berbincang-bincang sejenak, kami berpamitan untuk kembali ke Bandung.
Wah, ini benar-benar pengalaman yang menyenangkan buat saya. Beruntung saya memilih mata pelajaran peminatan Literasi di SMP Kakice sehingga bisa mengikuti kegiatan ini. Jika tidak, mungkin saya akan suntuk dan bengong saja di sekolah.
Beruntung juga Pak Eddi Koben, guru Literasi saya, rajin mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini. Mudah-mudahan tahun depan Pak Eddi Koben mengajak saya lagi.
Saya juga bangga melihat motivasi anak-anak KBS yang rajin membaca dan berlatih menulis. Saya ingin seperti mereka yang sudah menelurkan karya berupa buku. Dan saya yakin, saya pasti bisa.***
Cihanjuang, 10 Februari 2018
Penulis, siswa kelas VIII SMP KQC (Kakice), Parongpong, Bandung Barat. Peserta Pagelaran Membara 2018.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.